Jumat, 30 Maret 2012

Salah satu Surga Itu ada Di Candi Cetho

13091680961085830253

candi cetho doc.pribadi

Candi Cetho secara geografis terletak di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut di lereng Gunung lawu, salah satu gunung terbesar di Indonesia. Candi Cetho merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian tentang Candi Cetho. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda.

Candi Cetho dalam posisi geografis

Dari beberapa sumber yang saya rangkum mengenai Candi Cetho adalah peninggalan dari abad ke 15 dan merupakan tempat pelarian Brawijaya V dari islamisasi di trowulan. Kampung sekitar yang tedapat di Candi Cetho adalah kampung dengan mayoritas penduduk yang beragama Hindu. Sehingga bila mengunjungi Candi Cetho akan merasakan aura dan nuansa kampung di Bali. Pemandangan alam yang begitu indah adalah sebuah tempat yang sangat pas untuk menemukan damai dan mengendapkan segala kepenatan akan dunia, terletak di lereng Gunung Lawu dengan hawa yang sangat sejuk, hamparan perkebunan teh yang laksana karpet hijau. Perkebunan teh yang dikelola oleh PT Agro Kemuning Tourism di desa Kemuning. Perkebunan sayur mayor dan di sekitar Candi Cetho terdapat beberapa air terjun yaitu air terjun Jumog dan air terjun Parangijo. Bentang alam yang sangat indah, sebuah pilihan yang pas bila ingin mencari ketenangan diri untuk mendekatkan jiwa pada harmoni alam.

Arsitektur Candi Cetho

Menurut Wikipedia serta berbagai sumber sekunder yang saya baca plus hasil observasi, secara arsitektur susunan bangunan Candi Cetho adalah dataran bertingkat memanjang berupa struktur yang berteras-teras seperti punden berundak.

Pemugaran Candi Cetho dilakukan oleh Humardani, asisten pribadi Suharto, pada akhir 1970-an dengan mengubah banyak struktur asli candi, meskipun konsep punden berundak tetap dipertahankan. Pemugaran tersebut banyak dikritik oleh pakar arkeologi, karena dilakukan tanpa studi yang mendalam. Bangunan baru hasil pemugaran adalah gapura megah di pintu gerbang, bangunan-bangunan dari kayu tempat pertapaan bagi penganut agama Hindu serta aliran kepercayaan, patung-patung Sabdapalon, Nayagenggong, Brawijaya V, serta phallus, dan bangunan kubus pada bagian puncak punden.


13091681881784381665

jalan berundak. doc.pribadi


Berdasarkan informasi dari Wikipedia, Bupati Karanganyar, Rina Iriani, menempatkan arca Dewi Saraswati, sumbangan dari Kabupaten Gianyar, pada bagian timur kompleks candi untuk melengkapi kegiatan keberagamaan sehingga dalam hal ini Candi Cetho adalah living monuments yang masih terus dipakai dengan fungsi sebagai tempat peribadatan.

Candi Cetho yang terdiri dari sembilan tingkat berundak. Sebelum memasuki gapura besar, terdapat dua pasang arca penjaga. Aras pertama setelah gapura masuk merupakan halaman candi. Aras kedua masih berupa halaman dan di sini terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, leluhur masyarakat Dusun Cetho.Pada aras ketiga terdapat sebuah tataan batu mendatar di permukaan tanah yang menggambarkan kura-kura raksasa, surya Majapahit (diduga sebagai lambang Kerajaan Majapahit), dan simbol phallus (penis, alat kelamin laki-laki). Kura-kura adalah lambang penciptaan alam semesta sedangkan penis merupakan simbol penciptaan manusia. Terdapat penggambaran hewan-hewan lain, seperti mimi, katak, dan ketam. Simbol-simbol hewan yang ada, dapat dibaca sebagai suryasengkala berangka tahun 1373 Saka, atau 1451 era modern.



1309168261365438449

relief kura-kura. doc.pribadi


pada aras selanjutnya dapat ditemui jajaran batu pada dua dataran bersebelahan yang memuat relief cuplikan kisah Sudhamala, Kisah ini masih populer di kalangan masyarakat Jawa sebagai dasar upacara ruwatan. Dua aras berikutnya memuat bangunan pendapa-pendapa yang mengapit jalan masuk candi. Fungsi pendapa tersebut digunakan sebagai tempat pelangsungan upacara-upacara keagamaan. Pada aras ketujuh dapat ditemui dua arca di sisi utara dan selatan. Di sisi utara merupakan arca Sabdapalon dan di selatan Nayagenggong, dua tokoh setengah mitos (banyak yang menganggap sebetulnya keduanya adalah satu orang) yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual Sang Prabu Brawijaya V.
1309321717469667940

puri di kompleks candi cetho doc.pribadi


Pada aras kedelapan terdapat arca phallus (disebut “kuntobimo”) di sisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud mahadewa. Pemujaan terhadap arca phallus melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi setempat. Aras terakhir (kesembilan) adalah aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Di sini terdapat bangunan batu berbentuk kubus.



Di sebelah atas bangunan Candi Cetho terdapat sebuah patirtan. Di dekat bangunan candi, dengan menuruni lereng yang terjal dan melewati sungai kecil, akan ditemukan lagi sebuah kompleks bangunan candi yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Candi Kethek, sayangnya saya tidak memiliki cukup energy untuk melihat Candi Kethek.

Akses Ke Candi Cetho

Akses untuk menuju Candi Cetho sangat mudah, bila perjalanan dimulai dari Yogyakarta maka dapat ditempuh dengan naik kereta api bisnis, Prameks dengan biaya Rp 9000,-. Selanjutnya turun di stasiun Solo Jebres, jalan sedikit ke arah jalan raya untuk mencari bis damri menuju terminal palur dengan biaya Rp 3000,-. Dari terminal Palur selanjutnya naik bis dengan jurusan Karanganyar dengan biaya Rp 4000,- lalu turun di terminal bis Karanganyar untuk mencari bis kecil dengan tujuan Karangpandan. Bis kecil dengan tujuan Karangpandan dengan biaya Rp 3000,- setelah naik bis dari terminal Karangpandan turun di desa Kemuning. Perjalanan selanjutnya dilakukan dengan naik ojek menuju Candi Cetho lebih kurang 5 kilo meter. Biaya naik ojek menuju Candi Cetho sebesar Rp. 20.000,- hingga tujuan untuk pulang-pergi di tempat pemberhentian ojek Desa Kemuning. Sebuah petualangan yang akan terbayar dengan kepuasan ketika di sepanjang jalan akan melihat keindahan alam sekitar Gunung Lawu yang begitu indah.


13093217711053702146

patirtan saraswati di kompleks candi cetho doc.pribadi


Candi Cetho dan Kecerdasan Brawijaya V


Kita serasa akan menemukan surga di Candi Cetho, akses jalan yang berkelok-kelok dengan kemiringan hampir 45 derajad. Imajinasi saya adalah bila benar bukti arkeologis dari Candi Cetho adalah peninggalan kerajaan Majapahit untuk melindungi kultur mereka pasca islamisasi di Trowulan pilihan tempat mengamankan diri di lereng Lawu adalah kecerdasan geografis. Sebuah pilihan tempat dan ruang yang strategis untuk membangun dan mempertahankan peradapan budaya yang rentan terekspansi. Mungkin Brawijaya V punya pertimbangan benteng alam untuk mempertahankan local wisdom-nya.


13091683611536199577

candi cetho doc.pribadi


Anyway..untuk menemukan kesegaran, salah satu surga itu ada di Candi Cetho! Recommended to visit for releasing all pain and taking the happiness.


Dedicated tuk alumni Sintesa FISIPOL UGM Dolan.

Salam lestari,

Bibliography:

http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Ceto

http://www.navigasi.net/goart.php?a=bucaceth

http://teamtouring.net/napak-tilas-sejarah-di-candi-cetho.html


http://info.indotoplist.com/?YldWdWRUMWtaWFJoYVd3bWFXNW1iMTlwWkQwMk9BPT0=

book: Java Indonesia, Periplus Adventure Guides.

Sari O

Candi Gayatri (Seri Peradapan Kuno 1)

1293425717179861464

Candi Gayatri atau bisa juga dikenal dengan Candi Boyolangu terletak di Dukuh Dadapan, Desa Boyolangu Tulungagung Jawa Timur. Ditemukan pada tahun 1914 oleh masyarakat desa setempat. Awalnya bangunan candi Gayatri terkubur di dalam tanah, lalu digali oleh penduduk setempat karena rupanya didalam terdapat bangunan candi beserta patung-patung kuno yang masih terkubur.

Candi Gayatri menurut para ahli sejarah dari BP. Trowulan merupakan candi peninggalan jaman Kerajaan Majapahit. Dibangun ketika era Raja Hayam Wuruk sebagai bentuk penghormatan dan makam Putri Gayatri yang bergelar Rajapatni istri keempat Raja Kertarajasa Jaya Wardhana (Raden Wijaya). Informasi tentang Candi Gayatri sebagai candi budha diperoleh dari Kitap Negarakertagama, yang menyebutkan terdapat candi budha di wilayah Boyolangu Tulungagung pada tahun 1369-1380 Masehi.
1293441066613542031

Candi Gayatri. Makam Rajapatni

Mengapa Candi Gayatri merupakan candi budha bukan candi hindu? Padahal Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan dengan dominasi agama hindu. Karena Putri Gayatri sepeninggal Raden Wijaya mengabdikan hidupnya sebagai biksuni hingga akhir hayatnya. Sehingga dalam kompleks bangunan Candi Gayatri ditemukan Candi Budha dengan sikap tangan arca adalah Dharmacakramuda (mengajar). Sayangnya ketika ditemukan patung-patung Budha tersebut dalam keadaan rusak dengan kepala terpenggal. Sekarang sisa dari patung-patung yang ditemukan di areal Candi Gayatri telah disimpan dan diamankan di Museum Daerah Tulungagung.


1293425494642819258

Candi Gayatri merupakan kompleks percandian yang terdiri dari tiga bangunan perwara. Masing-masing bangunan menghadap ke barat. Bangunan pertama disebut sebagai bangunan induk perwara, karena berukuran lebih besar dibandingkan dua bangunan yang lain. Bangunan ini terletak di tengah-tengah bangunan lainnya.

Bangunan Induk Perwara terdiri dari dua teras berundak yang hanya tinggal kaki bangunannya.Bangunan berbentuk bujur sangkar dengan panjang dan lebar 11, 40 Meter. Sisa ketinggian candi kurang lebih 2,30 Meter.

Bentuk area menggambarkan perwujudan Dhyani Budha Wairocana,dengan duduk diatas singgasana berhias daun teratai.Sikap tangan arca Dharmacakramuda dan bertatah halus dengan gaya Majapahit.Bangunan perwara yang kedua sudah rusak, berada di selatan bangunan induk. Hanya tertinggal bangunan kaki saja. Bangunan perwara ketiga, yang berada di sebelah utara bangunan induk kondisinya sudah runtuh, dengan bentuk bujur sangkar dengan panjang dan lebar 5,80 meter.


1293440452737154569


Sudah empat kali saya mengunjungi Candi Gayatri, berdasarkan novel Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi. Bahwa Candi Gayatri adalah makam putri Gayatri. Ibunda dari Dyah Gitarja (Tribuwanatunggadewi, raja ketiga Majapahit) dan Dyah Wiyat (Rajadewi Maharajasa, yang berkuasa di kediri).


Kesan saya ketika pertama kali mengunjungi Candi Gayatri sewaktu saya SD kira-kira 20 tahun yang lalu. Kondisi patung-patung di sekitar Candi sangat mengenaskan. Semua kepala patung terpenggal dan beberapa tangan candi terpotong.Seringkali terjadi kasus pencurian patung disana. Akhirnya patung-patungnya di pindah Di Museum Tulungagung dan museum Trowulan Mojokerto.


12934405252003304072

Taman di candi gayatri. doc sari




Satu minggu yang lalu saya mengunjungi Candi Gayatri, terlihat areal candi yang cukup asri. Dengan taman bebunga di sekitar bangunan candi walaupun candi dan patungnya sudah rusak. Juru kunci yang saya wawancarai terlihat cukup telaten membersihkan dan memelihara areal Candi Gayatri.


12934409272013509041

Sisa reruntuhan Candi Gayatri. Doc sari




Harapannya kedepan adalah tidak rusak, Kita sebagai generasi muda menjaga warisan bersejarah. Tidak melihatnya bukan hanya sebagai batu-batu tanpa makna tetapi sarat makna dan sejarah.


Setidaknya dari Candi Gayatri secara kronologis merunut kebelakang waktu yang jauh..jaman dahulu pernah terdapat pusat agama Budha Di Boyolangu Tulungagung.Dan mungkin ada peradapan yang telah maju dan masih terkubur di wilayah Boyolangu. Karena beberapa informan yang saya temui seringkali ketika menggali tanah mereka menemukan bangunan semacam candi, tetapi hal itu dibiarkan saja karena respon aparat kurang tanggap ketika diberikan laporan.


Dan di Wilayah Kabupaten Tulungagung masih banyak terdapat beberapa seri candi yang lain. Tetapi sayangnya kurang ada kajian arkeologi yang komprehensif untuk menguak artefak-artefak tersebut.

Selamat Berlibur.

salam lestari!

Sari Oktafiana

Civilisation, Peradapan Manusia (Seri 1 Peradapan Kuno Catal Huyuk)



Civilisation atau peradapan manusia berarti suatu kompleksitas masyarakat yang telah membangun kota, melakukan berbagai macam aktivitas kebudayaan apakah itu seni, ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan serta tehnologi.


Sebuah kelompok masayakat dikatakan telah “ Berperadapan” apabila telah memenuhi beberapa syarat yaitu:



1. Jumlah populasi sekurang-kurangnya 5000 jiwa.

2. Memiliki perangkat nilai, norma serta aturan sosial.


3. Telah mengenal pembagian pekerjaan secara terspesialisasi.

4. Mengenal tulisan serta memiliki sistem aksara” serta alat komunikasi secara sederhana.

5. Sudah mengenal sistem kepercayaan.

6. Sudah mengenal sistem pertanian dan perdagangan.



Dalam kajian sosiologi tedapat tahap perkembangan masyarakat, yang dimulai dari Berburu dan meramu (Hunting and gathering), Sudah menetap dan berternak (Horticultural and pastoral society), Masyarakat pertanian (agricultural/agrarian), masyarakat Industri (Industrial society) serta masyarakat paska Industri (Post industrial society). Masing-masing dari tahap perkembangan masyarakat terdapat ciri khas yang menjadi karakter yang menandakan suatu tipe masyarakat dalam sekuen waktu (periode).



Untuk masyarakat yang sudah berperadapan termasuk tipe masyarakat pertanian (agricultural society. Kajian dari artikel ini lebih membahas tentang Peradapan Era Catal Huyuk yang terletak di Turkey pada era 6700-5700 BC.






Peradapan Catal Huyuk yang terletak di Turkey selama ini kurang mendapatkan perhatian yang komprehensif dalam studi history ketika mengkaji peradapan-peradapan kuno serta besar di dunia.


Selama ini yang menjadi kajian secara komprehensif bila belajar tentang peradapan kuno yang dibahas adalah peradapan mesir kuno di dekat sungai Nil, Mesopotamia didekat sungai eufrat dan Tigris, Huang-he (cina kuno), Mahenjo Daro ( sungai Indus India), Romawi serta Yunani, Maya dan Astec yang terletak di Benua Amerika.



Padahal sebenarnya dari berbagai referensi yang telah penulis temukan bahwa suatu kelompok masyarakat yang sudah mengenal peradapan pertama kali adalah terletak di Turkey yaitu peradapan Catal Huyuk.



Menurut ahli sejarah Inggris, Arnold Toynbee dalam teorinya “challenge and responds” bahwa lahirnya peradapan sebagai respon manusia terhadap alam sebagai habitatnya. Untuk mengolah, menaklukkan alam dan sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.



Pada tahun 1958, Seorang Archeologist yang bernama James Mellaart melakukan penggalian atas situs kuno yang ternyata berupa kota yang terletak di Catal Huyuk Turkey. Selanjutnya usaha arkeologi tersebut berlangsung dari tahun 1961 hingga 1965. Dari penggalian tersebut terindikasi bahwa Catal Huyuk adalah peradapan yang paling awal sebelum peradapan mesir. Walaupun bila kita bandingkan dengan Peradapan Mesir Kuno yaitu Sistem pemerintahan, kepercayaan, kalender, tulisan, kesenian, arsitektur,Pengetahuan, tehnologi, dan sistem sosial tidak sekompleks dengan peradapan Mesir Kuno.


Catal_H%C3%BCy%C3%BCk_13.JPG




Peradapan Catal Huyuk, dikatakan sebagai peradapan kuno awal karena beberapa hal yaitu Pertama, berdasarkan time line (kronologis) urutan waktunya terjadi pada abad 5700-6700 BC sebelum era peradapan Mesir kuno yang ditenggarai terjadi pada 3200 BC.


//www.wendag.com/images/titans/Catal%20Huyuk.jpeg



Kedua, catal Huyuk termasuk peradapan terkuno di dunia karena dari peninggalan baik heritage maupun legacies yanng berupa artefak-artefak yang ditemukan selama penggalian menunjukkan peninggalan berupa kota modern terkuno, terletak di arsitek serta bentuk bangunannya.


//www.wendag.com/images/titans/Catal%20Huyuk%202.jpeg



Ketiga, peradapan Catal Huyuk ditenggari memiliki populasi sebesar 10.000 jiwa.


Keempat, peradapan Catal Huyuk sudah mengenal sistem kepercayaan, agama, seni, ilmu pengetahuan serta tehnologi dan itu dibuktikan artefak-artefak yang telah ditemukan.


http://www.wendag.com/images/titans/Catal%20Huyuk%202.jpeg









Kajian yang menarik dari peradapan manusia selanjutnya adalah Timbul dan tenggelamnya sebuah peradapan ( the rise and the fall of civilization) sehingga berganti menjadi peradapan lainnya.



Dari referensi yang penulis dapatkan Mengapa peradapan Catal Huyuk hilang atau tenggelam yaitu belum ada jawaban yang pasti. Analisa masih berkisar bahwa hilangnya peradapan Catal Huyuk dikarenakan bencana alam.



Apakah bencana alam menjadi faktor utama hilangnya/jatuhnya peradapan Catal Huyuk perlu ada kajian yang lebih komprehensif dalam arkeologi. Beda dengan peradapan Mesir kuno yang lebih kompleks yaitu serangan dari romawi, bencana alam, kurang cakapnya pengganti Fira’un serta berbagai faktor eksternal dan internal dari peradapan Mesir Kuno.



Semoga Tulisan ini bermanfaat.




22 October 2010



Sari Oktafiana



Referensi:

Jacaranda SOSE 1. Chapter: What is History?



Sumber Gambar:

http://josamotril.files.wordpress.com/2009/05/catal_hoyuk_reconstruction.jpg

http://www.smm.org/catal/media/images/introduction/map_turkey.gif


http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Catal_H%C3%BCy%C3%BCk_13.JPG

http://www.wendag.com/images/titans/Catal%20Huyuk.jpeg

http://www.wendag.com/images/titans/Catal%20Huyuk%202.jpeg

http://www.wendag.com/images/titans/Catal%20Huyuk%203.jpeg

http://www.inanna.virtualave.net/catal-hy111.jpg

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Catal_H%C3%BCy%C3%BCk,_bull_heads.JPG

http://www.ancient-wisdom.co.uk/Images/countries/Turkish%20pics/catalmuraltranscript.jpg

Sari Oktafiana

Piramida Kurban Manusia: Sebuah Resensi Buku

Peter L. Berger


ilustrasi buku Piramida Kurban Manusia: Peter L. Berger

Piramida Kurban Manusia
Judul Asli : Pyramids Of Sacrifice
Penulis : Peter L. Berger

Penerjemah : A. Rahman Tolleng

Penerbit : LP3ES Jakarta

Cetakan : Pertama Agustus 1982Tatkala membaca karya-karya Berger kesan yang diperoleh penulis adalah menarik! Dalam karya-karyanya Berger selalu cerdas dan kritis mengupas setiap permasalahan terutama humanitas selalu menjadi prioritas dalam beberapa karya-karya Berger. Sosiologi ditafsirkan kembali merupakan buku yang menarik bagi para sosiolog, karena disitu Berger mengajak para sosiolog untuk memandang dunia dengan cerdas, kritis, serta mencegah penggunaan sosiologi sebagai senjata ideologis. Revolusi Kapitalis merupakan karya Berger untuk membedah wacana kapitalisme secara kritis, kematian dan kejayaan kapitalisme. Bukunya Pikiran Kembara karyanya bersama Hansfried kellner disitu dengan jelas mewartakan kegelisahan Berger terhadap modernitas, yang acapkali menafikan humanitas. Ruang Kemanusiaan menjadi tereduksi oleh meodernitas yang terus menggila.

Awal penyajian buku ini (Piramida Kurban Manusia) mengemukakan 25 tesis Berger yang merupakan semacam imperatif-imperatif etis politis. Dengan demikian pembaca akan memperoleh gambaran yang menyeluruh atas topik-topik yang akan dibahas Berger. Selanjutnya diteruskan dengan kisah yang membuat kita untuk merenungkan kembali sejarah kejayaan nenek moyang kita. Dimana dalam Piramida raksasa di Cholula membuat kita bertanya tentang romantisme kejayaan masa lalu yang selalu kita bangga-banggakan, bahwa dibalik kejayaan kejayaan sejarah itu adalah tumpukan dari korban-korban mereka yang tak berdaya. Bahwa sejarah peradaban kita adalah hasil dari ribuan orang yang dikorbankan. Kita mempunyai banyak sejarah yang kelam atas peradapan yang kita nikmati sekarang.

Seluruh buku dari piramida kurban manusia menjelaskan suatu etika politik pembangunan yang mengandalkan nilai-nilai etis tertentu. Penedekatan etika politik yang diajukan adalah suatu filsafat manusia yang memusatkan segala perhatiannya pada manusia yang seutuhnya konkret dan nyata. Titik pangkal dan ukuran penilaian seluruh uraian Berger adalah manusia yang menderita, baik dalam masa lampau maupun sekarang. Karena kebutuhan-kebutuhan fisik, psikis, kognisi, dan sosial dikorbankan demi tujuan-tujuan lain. Manusia yang diperalatkan oleh kepentingan ideologis dan politis. Pembangunan dan modernitas yang mengesampingkan humanitas adalah kritik Berger dalam buku ini.

Human costs (biaya-biaya manusiawi) serta social costs (biaya-biaya sosial) adalah kata kunci dari buku ini.seperti ungkapan Berger :

“Biaya-biaya manusiawi yang paling menekan adalah berkenaan dengan kekurangan dan penderitaan fisik. Tuntutan moral yang paling mendesak dalam pengambilan kebijaksanaan politik adalah suatu perhitungan kesengsaraan.”

Jadi, yang selalu harus diperhatikan ialah penderitaan yang harus dipikul manusia. Bentuk yang paling mengerikan adalah penderitaan atau kesengsaraan fisik, entah karena kelaparan atau teror, entah karena alasan lain. Penderitaan atau biaya-biaya manusiawi itulah yang harus dihindari dan bagaimanapun tidak bisa dibenarkan.

Dalam buku ini Berger juga mengecam ide “pertumbuhan’ dalam ideologi kapitalisme dan ide “revolusi” perjuangan kelas dalam ideologi sosialisme. Bahwa kedua ideologi tersebut harus dianggap gagal dalam memperjuangkan manusia. Masing-masing ideologi tersebut menurut Berger menjanjikan suatu masa depan yang cerah yang bakal terjadi, tapi dibalik pelunasan janji tersebut harus mengorbankan banyak manusia apakah itu penderitaan, teror, dan perang. Janji Kedua ideologi itu hanya mitos semata dan tidak ada bukti sama sekali. Berger berpendapat bahwa kedua mitos tersebut harus dibongkar kepalsuan-kepalsuannya. Usaha demitologisasi itu akan memberikan cara pandang yang baru dan akan memungkinkan suatu pendekatan yang realistis dalam pengambilan kebijaksanaan politik.

Selain itu problema pembangunan di Dunia Ketiga juga tidak luput dari perhatian Berger. Dia mengupas secara kritis masalah yang sangat pokok dan majemuk, yaitu masalah perbenturan antara modernisasi dan tradisi yang membayangi proses pembangunan hampir di seluruh Dunia ketiga. Menurut Berger, apa yang dicanangkan sebagai modrnisasi tak jarang merupakan suatu ideologi dan mitos yang tidak manusiawi. Hal itu terdapat dalam tesis yang kedua puluh:

“Modernisasi menuntut harga yang tinggi pada tingkat makna. Mereka yang tidak bersedia membayar harga ini harus dipandang dan diperlakukan dengan hormat, dan tidak boleh diremehkan sebagai terbelakang atau irasional.

Untuk mengatasi hal tersebut Berger menawarkan partisipasi kognitif. Berger mengemukakan bahwa terdapat dua imperatif etis, yaitu bahwa manusia berhak atas partisipasi, dan manusia juga berhak berpartisipasi yang mencakup segi kognitif. Jadi, manusia berhak untuk ikut serta dalam menafsirkan dan memaknakan dunia dan kenyataan yang ia hadapi. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka tak pelak lagi bahwa pembangunan akan sangat berjarak dengan manusianya. Hal tersebut termaktub dalam tesis yang kelima belas:

“Mereka yang merupakan sasaran kebijakan politik harus mempunyai kesempatan untuk berpartisipasi, buikan saja dalam mengambil keputusan-keputusan khusus, tetapi juga dalam merumuskan definisi-definisi situasi yang merupakan dasar dalam mengambil keputusan-keputusan tadi, partisipasi ini bisa disebut partisipasi koginitif.”

Dalam banyak hal Berger berusaha untuk membawa pembaca untuk menaruh lebih banyak perhatian pada masalah-masalah etis-politis yang mau tak mau tersirat dalam setiap usaha pembangunan, mulai proyek yang paling kecil sampai pada kebijaksanaan politik ditingkat nasional maupun internasional. Dengan sangat kritis, dan cerdas Berger membawa kita pada renungan tentang perubahan sosial raksasa yang digalakkan di Dunia Ketiga. Akankah Pembangunan di dunia ketiga akan mewujudkan dimensi manusiawi.

Tesis yang kedua puluh lima adalah seruan Berger untuk membuat suatu agenda aksi dan formula-formula baru yang bisa mengatasi semuaproblem yang telah mengemuka. Terlihat dari tesisnya yang terkhir dalam buku ini :

“Kita membutuhkan suatu metoda baru untuk menghadapi masalah-masalah etika politik dan dan perubahan sosial (termasuk kebijaksanaan politik pembangunan). Untuk itu diperlukan mengawinkan dua sikap yang biasanya terpisah- sikap analisa yang realistis(hard nosed analysis) dan sikap imajinasi yang utopis. Seluruh buku ini akhirnya hanya berkisar pada kebutuhan-kebutuhan yaitu mengadakan beberapa langkah permulaan menuju suatu utopianisme realistis.

Semoga argumentasi-argumentasi dan pemikiran Berger dalam buku ini menjadikan bahan renungan kita bahwa Human Costs harus kita perhatikan dalam setiap usaha-usaha kita untuk melakukan perubahan sosial.

Wallahualam Bishawab.

sari oktafiana

Mari Belajar dari Peradaban Mesir Kuno!(Seri Peradapan Kuno 3)

13331572072093470020

Peta Peradapan Mesir Kuno

Apa yang menariknya belajar tentang peradapan terutama kuno? Belajar tentang peradapan kuno adalah membawa kita pada masa jaman sejarah 6000 hingga 7000 tahun yang lalu. Masa dimana pada era yang sangat lampau tetapi manusia sudah banyak menciptakan sesuatu yang menjadi dasar bagi kehidupan manusia di era selanjutnya hingga sekarang.

Berkaca dari peradapan Mesopotamia kuno, diseri tulisan sebelumnya dimana di era 5512 tahun yang lalu mereka Bangsa Sumeria sudah menemukan roda, panah, sistem tulisan dan bahasa. Lalu Bangsa Babilonia, dengan raja Hammurabi telah meletakkan dasar-dasar hukum dengan Codex of Hammurabi serta banyak peninggalan lainnya dari peradapan Mesopotamia Kuno.


1333157325142921713

Piramida Giza

Lalu saatnya sekarang kita belajar dari peradapan Mesir Kuno, Peradapan Mesir Kuno berkembang dari abad 3100-1070 SM, terletak di sebelah utara timur benua Afrika, berada di sepanjang aliran Sungai Nil yang mengalir hingga ke laut Meditterania dengan DAS sepanjang 1545 KM membentang dari wilayah Sudan hingga Mesir.

Daerah aliran sungai (DAS) sungai Nil merupakan daerah yang subur dengan humus yang begitu kaya sehingga bagi masyakarat Mesir kuno banjir merupakan hadiah dari dewa, karena pasca banjir masyarakat Mesir kuno mulai menanam dan mengembangkan pertanian terutama gandum, serta sayur-sayuran.



13331574401281839763

Nile River


Sungai Nil dan Peradapan Mesir Kuno

Sungai Nil memegang peranan penting bagi masyarakat mesir kuno, sehingga Sungai Nil merupakan “the gift of the Nile“. Karena,



  1. Secara geografis peradapan Mesir kuno terletak di daerah gurun, jarang turun hujan dan berhawa panas sehingga ketergantungan akan Sungai Nil sangat besar sebagai penyedia air untuk konsumsi dan irigasi.



  2. Sungai Nil sebagai sarana transportasi untuk kegiatan perekonomian, dagang dan interaksi masyarakat.



  3. DAS Sungai Nil merupakan daerah pertanian yang subur.

Naik dan turunnya Peradapan Mesir Kuno

Awal peradapan Mesir kuno, terbagi menjadi 2 yaitu Mesir bagian atas (Upper Egypt) di wilayah selatan yang dipimpin oleh Firaun yang memakai mahkota putih (the white crown) serta lower Egypt di wilayah utara didaerah yang paling subur dari wilayah Mesir kuno dipimpin oleh Firaun (the pharaoh) yang memakai mahkota merah (the red crown) dan selanjutnya pada abad 3200 BC, peradapan Mesir Kuno bersatu dengan Firaun (The pharaoh) Narmer atau Menes dan beribu kota di Memphis, yang berarti “Balance of the Two Lands.”



Firaun merupakan penguasa tertinggi pada masyarakat Mesir kuno, kebanyakan firaun adalah laki-laki kecuali Ratu Nefertiti and Cleopatra yang merupakan firaun perempuan.

Firaun adalah penguasa terkuat, tertinggi dikenal sebagai ‘Lord of the Two Lands‘ and ‘High Priest of Every Temple’ sekaligus dianggap sebagai manusia setengah dewa.

Beberapa Firaun yang terkenal yaitu:

Akhenaton – adalah Firaun yang memimpin Mesir kuno pada tahun 1350-1334 BC, merupakan suami dari Ratu Nefertiti yang terkenal akan kecantikannya. Akhenaton adalah Firaun yang memerintahkan untuk menetapkan 1 dewa yaitu Aton, Dewa Matahari sebagai pencipta alam semesta. Akhenaton juga dikenal dengan sebutan Amenhotep yang berarti memuja dewa matahari. Salah satu gebrakan dia adalah memindahkan ibukota dari Thebes to Akhenaton, sebuah kota baru bentukannya, sebagai bentuk perayaan untuk mengubah polyteisme dalam sejarah nenek moyang mereka sebelumnya. Selain itu dia juga mempengaruhi para seniman Mesir kuno kala itu agar membuat karya berupa patung dan gambar yang lebih realistis. Setelah kematian Akhenaton Firaun selanjutnya adalah putranya yang bernama Tutankhamen yang kemudian memindahkan kembali ibukota ke Thebes dan mengembalikan agama masyarakat Mesir kuno ke polytheistic.



13331575841404735252

Patung Emas Tutankhamen


Tutankhamen – adalah putra Akhenaton. Dia menjadi Firaun ketika berumur 9 tahun. Tutankhamen menikah dengan Ankhsenoomun. Dan dia meninggal di usia 18 tahun, konon karena dibunuh oleh pamannya sendiri. Tutankhamen sangat terkenal karena penemuan mumminya. Dimana dalam penemuan Mummi Tutankhamen ditemukan topengnya yang terbuat dari emas. Ditemukan pada tahun 1922 oleh British archaeologists Howard Carter dan Lord Caernarvon.

Cleopatra VII – dia menjadi ratu Mesir Kuno pada usia 17, meninggal pada usia 39 tahun dikenal sebagai Firaun terakhir. Dia adalah firaun terakhir dari Dinasti Ptolemy. Cleopatra terkenal dengan kecantikannya yang begitu menggoda sehingga sejarah mencatat dia sebagai kekasih dari Julius Caesar dan Mark Antony, Pemimpin romawi kuno. Hal itu terjadi sebagai upaya untuk membendung ekspansi kekaisaran Romawi. Hubungan Cleopatra dengan Julius Caesar dan Mark Antony lebih diwarnai oleh pertimbangan politis strategis dari hubungan percintaan biasa. Cleopatra meninggal karena bunuh diri dengan menggigitkan ular berbisa pada tubuhnya. Dia memilih mati bunuh diri daripada menyaksikan kehancuran peradapan Mesir kuno. Selanjutnya kematiannya menandai era berakhirnya peradapan mesir Kuno.

Beberapa Peninggalan Penting Peradapan Mesir Kuno

Peradapan Mesir kuno yang berlangsung selama kurang lebih 2500 tahun telah meninggalkan banyak peninggalan serta memberikan inspirasi bagi penemuan-penemuan berikutnya yaitu mulai konsep geometri dengan teknik pembangunan monumen seperti piramida, kuil, dan obelisk, pengetahuan matematika berupa prinsip-prinsip yang mendasari teorema Pythagoras. Mereka juga dapat memperkirakan luas lingkaran dengan mengurangi satu per sembilan diameternya dan memangkatkan hasilnya. Teknik pengobatan dan kimia yang jelas terlihat dari konsep pembuatan mummi (Mummifikasi). sistem irigasi dan agrikultur yang dikembangkan di sepanjang DAS Nil serta pembuatan waduk untuk mensuplai air. Teknologi tembikar glasir bening dan kaca. Seni dan arsitektur berupa Piramida-piramida yang luar biasa megah. Selanjutnya sastra Mesir Kuno yang ditulis dengan tulisan hieroglif, dipahatkan di daun papyrus. Bangsa Mesir kuno telah tahu bagaimana merakit papan kayu menjadi lambung kapal sejak tahun 3000 SM, berupa pembuatan kapal sebagai sarana transportasi. Sistem astronomi dan jam matahari juga diketemukan oleh bangsa Mesir kuno. Dan peradapan Mesir telah meninggalkan warisan yang abadi.



1333157704140952815

Hieroglif


Tulisan Hieroglyph

Tulisan ini mulai diterapkan oleh orang mesir kurang lebih 5000 tahun yang lalu. Orang Mesir tidak menulis huruf hidup (vocal) dan tidak menggunakan tanda baca apapun.


Tulisan hieroglif Mesir berupa gambar yang digunakan untuk mewakili objek yang berbeda, tindakan, suara atau ide. terdapat lebih dari 700 hieroglif. Beberapa gambar berdiri untuk semua kata


Hieroglif berasal dari Yunani, yaitu Hieros arti suci, glyphe berarti tulisan sehingga bermakna sebagai tulisan suci. Tulisan tersebut terkuak maknanya ketika ditemukan pahatan Hieroglif pada Batu Rosetta. Pada tahun 1799, seorang tentara menggali sebuah benteng di Rosetta Mesir, menemukan sebuah batu hitam besar dengan tiga jenis tulisan. Penulisan adalah pesan tentang Ptolemeus V, yang memerintah Mesir pada saat itu. Karena pesan itu ditulis pada waktu ketika orang-orang Yunani memerintah Mesir, salah satu dari tiga bahasa adalah Yunani. Dua lainnya adalah demotik dan hieroglif.

Setelah itu orang menyadari bahwa terdapat tiga bahasa pada “Batu Rosetta” mengatakan hal yang sama. Dan meskipun orang bisa membaca Bahasa Yunani, mereka tidak bisa menemukan cara untuk menyesuaikan kata Yunani dengan kata-kata hieroglif. Selama bertahun-tahun tidak ada yang mampu memahami bagaimana pesan hieroglif berhubungan dengan yang Yunani. Akhirnya, tahun 1822, seorang Egyptologist Prancis bernama Jean François Champollion menemukan cara untuk menulis hieroglif menguraikan. Dia menyadari bahwa hieroglif yang dieja “Ptolemy” yang tertutup dalam cartouche, sehingga ia mampu menandinginya sampai dengan ejaan Yunani. Penemuan ini memungkinkan dia untuk menyamakan hieroglif terbiasa dengan kata Yunani sehingga bisa digunakan untuk menerjemahkan seluruh pesan.

Bagaimana cara untuk membaca hieroglif? Kita perlu melihat secara lebih dekat hieroglif untuk mencari tahu. Sebagai contoh, jika sebuah tulisan rahasia binatang menghadapi kanan, baca dari kanan ke kiri. Jika menghadap ke kiri, baca dari kiri ke kanan (cara yang sama yang kita lakukan). Hieroglif ditulis pada buluh daun papirus, yang merupakan tanaman rawa, dikeringkan dahulu lalu digunakan untuk menulis.


Tulisan Mesir dilakukan dengan pena dan tinta di atas kertas halus (papirus). Mesir “pena” yang tipis, buluh tajam, yang mereka akan mencelupkan dalam tinta untuk menulis. Tinta dan cat berasal dari tanaman yang mereka dihancurkan dan dicampur dengan air. Orang Mesir juga mengukir hieroglif ke batu dan dicat di dinding makam Piramids.Sehingga dalam hal ini selain menemukan sistem tulisan, orang Mesir kuno juga menemukan tinta. Yang selanjutnya dikembangkan hingga saat ini.



13331579711176311501


Piramida Mesir Kuno

Salah satu peninggalan besar dar sejarah peradapan Mesir kuno adalah Piramida, sebagai symbol dari seni arsitektur kuno serta perkembangan matematika di era Mesir Kuno.

Piramida adalah makam batu raja-raja Mesir - para Firaun dan salah satu misteri terbesar di dunia sejarah. Mereka telah berdiri selama ribuan tahun, penuh dengan rahasia tersembunyi banyak: petunjuk tentang apa kehidupan (dan kematian) dalam masyarakat Mesir Kuno.


Mengapa bangsa Mesir Kuno membangun piramida? Orang Mesir percaya bahwa jika tubuh firaun dijadikan mumi setelah kematian Firaun maka dipercaya akan hidup selamanya karena mayatnya tidak rusak. Makam dirancang untuk melindungi tubuh Firaun yang telah dimakamkan dan barang-barang pribadinya.


Di mana mereka dibangun?Sebagian besar piramida dapat ditemukan di sisi barat Sungai Nil, yang merupakan gurun kering. Dan Bagaimana gurun kering bisa membantu? Panas gurun kering dapat menjaga tubuh Firaun dan barang-barangnya dari pembusukan.


Mengapa mereka membangun piramida di sebelah Sungai Nil? Alasan mereka membangun piramida di sebelah Sungai Nil begitu akan memudahkan untuk mendapatkan batu blok untuk piramida. Batu-batu bisa dibeli lebih dekat ke lokasi bangunan piramida dan diangkut dengan perahu.


Piramida yang paling terkenal dan terbesar adalah Piramida Agung Giza, dibangun untuk Khuf Firaun. Hal ini lebih dari 140 meter dan memakan waktu 20 tahun untuk membangun. Sphinx berdiri di depan semua piramida di Giza. Ia memiliki tubuh singa dan kepala firaun, dipercaya sebagai penjaga piramida.



Piramida banyak membantu untuk mempelajari tentang kehidupan era Mesir Kuno karena orang Mesir Kuno menguburkan barang-barang mereka dan dinding pada makam dicat dengan adegan dari kehidupan orang mati. Dengan memeriksa benda-benda (artefak) dan lukisan di dalam kuburan, para ilmuwan mampu memahami lebih banyak tentang kehidupan di Mesir Kuno. Orang Mesir kuno percaya bahwa ketika mereka meninggal, mereka akan membuat perjalanan ke dunia lain di mana mereka akan menjalani hidup baru. Mereka akan membutuhkan semua hal yang mereka telah digunakan ketika mereka masih hidup, sehingga keluarga mereka akan menempatkan hal-hal di kuburan mereka. Orang Mesir kuno harus membayar sejumlah uang untuk diawetkan mayatnya menjadi mumi sehingga kebanyakan hanya golongan orang kaya saja yang mampu memumikan mayat mereka. Orang Mesir yang miskin dikuburkan di pasir.



13331580761636387617

mummy



Mumifikasi


Merupakan sebuah metode pengawetan mayat, dikembangkan oleh orang Mesir kuno. Mumifikasi adalah suatu proses rumit dan panjang, yang berlangsung selama 70 hari.


Apa mumi? Sebuah mumi adalah tubuh seseorang (atau binatang) yang telah diawetkan setelah kematian. Proses tersebut membutuhkan biaya yang mahal sehingga hanya orang kaya yang mampu membayar. Orang Mesir percaya adanya kehidupan setelah kematian. Mereka percaya bahwa mereka harus menjaga tubuh mereka sehingga mereka bisa menggunakannya di akhirat.


Proses pembuatan Mumi;



Butuh waktu yang sangat lama, dari awal sampai akhir, butuh waktu sekitar 70 hari untuk membalsem tubuh. Terdapat Pendeta yang bertugas untuk memimpin mumifikasi dan akan memakai topeng dari serigala mewakili dewa Anubis.



1. Tubuh dicuci dan dimurnikan.


2. Organ tubuh seperti otak, dan bagian dalam diambil dan dbuang. Hanya hati dan jantung disisakan.


3. Tubuh dikeringkan dengan menutup dengan zat yang disebut natron *. Zat ini menyerap semua kelembaban dari tubuh.


4. Setelah 40 - 50 hari tubuh diisi dengan linen atau serbuk gergaji.


5. Tubuh terbungkus helai kain linen dan tertutup selembar disebut kain kafan.


7. Tubuh ditempatkan dalam peti mati batu yang disebut sarkofagus.


Setelah itu Mumi siap untuk perjalanannya menuju akhirat.



Apakah natron? Natron adalah garam alami, yang terdiri dari natrium karbonat dan natrium bikarbonat dengan jejak natrium klorida dan natrium sulfat. Itu digunakan oleh orang Mesir kuno untuk mengeringkan badan.


Mengapa mereka tidak mengambil jantung dalam tubuh? Orang Mesir berpikir hati adalah pusat kecerdasan dan emosi. Anubis adalah dewa mumifikasi. Dia memiliki tubuh manusia dan kepala seekor serigala. Tugasnya adalah untuk mempersiapkan tubuh orang mati yang akan diterima oleh Osiris.


Sistem Pertanian dan Domestikasi (Peternakan)

DAS sungai Nil yang subur membuat bangsa Mesir mampu mengembangkan sistem pertanian dan mencukupi kebutuhan makanan. Pertanian di Mesir sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir kuno mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret (tanam), dan Shemu (panen). Pasca Musim banjir pada era Mesir Kuno, meninggalkan humus yang kaya mineral dimana merupakan waktu yang tepat untuk bercocok tanam. Setelah banjir surut, adalah saat yang tepat untuk musim tanam. Petani membajak dan menanam bibit di ladang. Irigasi dibuat dengan parit dan kanal. Curah hujan yang turun di Mesir sangat sedikit, sehingga petani sangat bergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman. Para petani sudah menggunakan sabit untuk memanen.

Bangsa Mesir menanam gandum sebagai bahan roti. Papirus ditanam untuk pembuatan kertas. Sayur-sayuran dan buah-buahan dikembangkan di petak-petak perkebunan, dekat dengan permukiman, dan berada di permukaan tinggi. Sayur-sayuran yang ditanam meliputi bawang merah, bawang putih, melon, kacang, selada, dan tanaman-tanaman lain. Anggur juga ditanam untuk diolah menjadi wine.


Seperti yang sering ditemukan dalam Hieroglif tedapat kepercayaan pada bangsa mesir kuno perlunya kesembangan dalam hubungan manusia dengan hewan. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting. Selain sapi, bangsa Mesir Kuno menyimpan domba, kambing, dan babi. Unggas seperti bebek, angsa, dan merpati ditangkap dengan jaring dan dibesarkan di peternakan. Sementara itu, di sungai Nil terdapat sumber daya ikan. Dan peternakan Lebah juga sudah berkembang di era itu.


Keledai dan lembu digunakan sebagai hewan pekerja. Hewan-hewan tersebut bertugas membajak ladang dan menginjak-injak bibit ke dalam tanah. Lembu-lembu yang gemuk dikorbankan dalam ritual persembahan dan kuda digunakan kegiatan militer.



Agama dan Kepercayaan

Sistem kepercayaan yang berkembang pada peradapan Mesir kuno yang selanjutnya menjadi agama bangsa mesir kuno adalah mereka percaya adanya Dewa. Mereka mengenal banyak dewa (Politeisme). Terdapat lebih dari 2.000 nama-nama dewa di Mesir Kuno. Beberapa gambar dari dewa dan dewi Mesir Kuno disimbolkan dengan tubuh manusia dan kepala seekor burung atau binatang. Hewan dipilih untuk mewakili kekuasaan dewa.

Bastet adalah Dewi Perlindungan sukacita, kesenangan cinta, dan wanita hamil. Dalam mitologi Mesir, kucing suci adalah reinkarnasi hewan dari Bast dewi atau Bastet. Dia adalah pelindung perempuan dan melahirkan, serta seorang dewi yang penuh kasih yang menikmati musik dan tari.


Anubis adalah Dewa yang membimbing orang mati ke kehidupan berikutnya melalui pengadilan Osiris di Akherat. Dia-lah yang tampak setelah proses mumifikasi.


Ra adalah Dewa Matahari. Ra adalah Dewa yang paling penting. Dia adalah tuan dari semua dewa. Dia biasanya disimbolisasikan dalam bentuk manusia dengan kepala elang, dimahkotai dengan lingkaran matahari dikelilingi oleh seekor ular kobra suci.


Dewa-dewa disembah dalam sebuah kuil yang dikelola oleh pendeta. Di bagian tengah kuil biasanya terdapat patung dewa. Kuil tidak dijadikan tempat beribadah untuk publik, dan hanya pada hari-hari tertentu saja patung di kuil itu dikeluarkan untuk disembah oleh masyarakat. Masyarakat umum beribadah memuja patung pribadi di rumah masing-masing, dilengkapi jimat yang dipercaya mampu melindungi dari marabahaya. Dan Firaun dianggap sebagai pemimpin agama dan pendeta tertinggi. Karena orang mesir kuno percaya bahwa Firaun adalah manusia setengah dewa.


Mari kita belajar masa peradapan masyarakat yang telah lampau bukan untuk terjebak dalam romantisme masa lalu akan kebesaran peradapan Mesir yang memang luar biasa, tetapi yang terpenting adalah mendapatkan hikmah dan inspirasi dari Bangsa Mesir agar kita manusia di masa kini yang terus berkarya menciptakan inovasi-inovasi untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia serta keseimbangan dengan alam, lingkungan dan semesta.


Salam dan Tetap berkarya!


Yogyakarta, 30 maret 2012
Sebuah refleksi setelah belajar-mengajar dengan siswa kelas 7 ketika pelajaran IPS tentang Peradapan Mesir Kuno


ibliography:
Websites

http://www.the-telfords.pwp.blueyonder.co.uk

http://www.woodlands-junior.kent.sch.uk

http://news.softpedia.com/news/9-Things-About-the-Ancient-Egyptian-Civilization-77580.shtml

http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir_Kuno

www.historyguide.org/ancient/lecture3b.html -

Buku:Spielvogel, Glencoe World History,National Geographic, USA, 2006.Eyes witness, Ancient Egypt, The expert’s guide hands on Egyptology, USA, 2007.Kathryn A. Bard, Encyclopedia of the archeology of Ancient Egypt, Routledge, USA, 1999.

Sari oktafiana

Berlayar Sampai Madagaskar

Para penjelajah bahari Nusantari berlayar hingga Madagaskar. Para tokoh bangsa pun sempat membayangkan Republik Indonesia terbentang sampai ke sana.

ORANG Indonesia adalah nenek moyang penduduk Madagaskar, demikian penelitian teranyar yang dimuat dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B, 21 Maret lalu. Ahli biologi molekuler Universitas Massey Selandia Baru, Murray Cox, memimpin penelitian untuk menganalisis DNA mitokondria yang diturunkan lewat ibu dari 2.745 orang Indonesia yang berasal dari 12 kepulauan dengan 266 orang dari tiga etnis Madagaskar (Malagasi): Mikea, Vezo, dan Andriana Merina.


Menurut Cox, seperti dikutip The Australian (21/3), hasil riset tersebut menyimpulkan bahwa sekira 30 orang perempuan Indonesia menjadi pendiri dari koloni Madagaskar 1.200 tahun silam. Mereka disertai beberapa lelaki yang jumlahnya lebih sedikit.

Penelitian DNA ini memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya. Secara arkeologis dibuktikan dengan temuan perahu bercadik ganda, peralatan besi, alat musik xylophone atau gambang, dan makanan tropis seperti tanaman ubi jalar, pisang, dan talas.


Dari sisi linguistik, kebanyakan leksikon penduduk Madagaskar berasal dari bahasa Ma’anyan yang digunakan di daerah lembah Sungai Barito di tenggara Kalimantan, dengan beberapa tambahan dari bahasa Jawa, Melayu, atau Sanskerta. Menurut Robert Dick-Read dalam Penjelajah Bahari, kemiripan ini kali pertama dikemukakan misionaris-cum-linguis Norwegia Otto Dahl pada 1929 setelah meneliti kamus Ma’anyan karya C. Den Homer (1889) dan karya Sidney H. Ray (1913). “Tapi, kita harus melihat lebih teliti lagi sebab asal-usul Ma’anyan masih diperdebatkan,” tulis Dick-Read.



Anehnya, Dahl sendiri menyebut kemiripan itu tak memecahkan semua misteri bahasa Malgache (Malagasi). Sebab, terdapat beberapa unsur dalam Malgache yang mengarah ke Celebes (Sulawesi), terutama suku Bajo dan Bugis yang dikenal sebagai pelaut ulung. “Nenek moyang dari suku-suku inilah yang kemungkinan besar adalah para pelaut Indonesia yang telah berhasil menjelajah lautan hingga ke Afrika,” tulis Dick-Read.


Bahkan, tak hanya ketiga suku tersebut. Menurut S. Tasrif dalam Pasang Surut Kerajaan Merina, “mereka kemungkinan campuran dari ras Sumatra, Jawa, Madura, Sulawesi, atau orang-orang Indonesia Timur. Di sana, mereka berbaur membangun kebudayaan Malagasi. Para pendatang itu kemudian dominan di Madagaskar, karena penduduk aslinya sangat sedikit. Di kemudian hari, datang pendatang baru dari Arab, Pakistan, India, dan orang-orang Prancis yang membawa buruh-buruh Afrika hitam. Jadilah Madagaskar sebuah negeri multiras,” demikian dikutip Tempo, 21 September 1991.



Senada dengan pendapat Tasrif, ahli sejarah Afrika, Raymond Kent, dalam Early Kingdoms in Madagascar 1500-1700, menyimpulkan, “... pasti telah terjadi pergerakan manusia dalam jumlah besar yang datang secara sukarela dan bertahap dari Indonesia pada abad-abad permulaan milenium pertama. Sebuah pergerakan yang dalam istilah Malagasi kuno disebut lakato (pelaut sejati) karena mereka tidak berasal dari satu etnis tertentu.”


Menurut Denys Lombard dalam Nusa Jawa, intelektual pertama yang membahas hubungan Nusantara dan Madagaskar adalah Moh. Nazif yang menulis disertasi De Val van het Rijk Merina pada 1928 di Sekolah Tinggi Hukum di Batavia. Adanya hubungan Indonesia dengan Madagaskar kemudian digunakan sebagai “politik kesatuan” oleh beberapa tokoh bangsa sejak 1920-an.

Pada peresmian Lembaga Pertahanan Nasional di Istana Negara, Jakarta, 20 Mei 1965, Sukarno, merujuk karya Nazif, mengemukakan: “...bangsa Indonesia itu adalah sebenarnya qua ras inter related dengan bangsa-bangsa yang mendiami Kepulauan Pasifik, Indocina, sampai Madagaskar.” Dalam beberapa kesempatan Sukarno kerap menyebut andil Indonesia dalam terbentuknya Madagaskar.

Dalam sambutan Kongres Indonesia Muda pertama tahun 1930, dikutip R.E. Elson dalam The Idea of Indonesia, tokoh pergerakan Kuncoro Purbopranoto mengatakan, “Indonesia merupakan satu negeri, dengan satu bangsa, dari Madagaskar hingga Filipina, dengan satu sejarah, sejarah Sriwijaya dan Majapahit...”


Tan Malaka setali tiga uang. Dalam Madilog, keyakinan Tan akan para pelaut Nusantara yang menjelajah hingga Madagaskar membuatnya memimpikan Republik Indonesia Raya sampai Madagaskar. “Tan Malaka dulu membayangkan wilayah Republik Indonesia Raya merdeka itu akan terbentang dari Pulau Madagaskar melintasi seluruh semenanjung Melayu, kepulauan Filipina, seluruh Hindia Belanda, termasuk Timtim sampai ke ujung Timur Papua,” tulis Sultan Hamengku Buwono X dalam Merajut Kembali Keindonesiaan Kita.



Saking penasaran, Mohammad Yamin sampai pergi ke Madagaskar pada 1957. “Di Pulau Madagaskar bangsa Indonesia berkuasa mendirikan kerajaan Merina, yang diruntuhkan oleh tentara Prancis dalam tahun 1896, dan sampai kepada kerajaan ini tidaklah terkenal Konstitusi yang dituliskan,” tulis Yamin dalam Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia.


Namun, menurut Dick-Read, Merina yang merupakan penduduk mayoritas di Madagaskar, berasal dari nenek moyang berdarah campuran yang bermigrasi pada permulaan abad ke-16, yakni kaum Anteimoro yang kemungkinan berasal dari dataran tinggi Ethiopia bagian selatan dan kaum Hova.


“Besar kemungkinan bahwa kaum Hova merepresentasikan satu-satunya unsur Indonesia murni di Madagaskar,” tulis Raymond Kent.


Hubungan Indonesia-Madagaskar lebih terang dilihat dari bahasa. Yamin, tulisan Lombard, senang mencari persamaan antara bahasa-bahasa di Indonesia dan Malagasi. Yamin menyontohkan, “kerajaan Indonesia di Madagaskar yang telah dijadikan museum namanya: Rua. Perkataan Indonesianya: ruang, balairung.”


Contoh lain, “sebutan untuk bilangan dua, tiga, empat, lima. Dalam bahasa Malagasi disebut rua, telu, efat, dan limi. Ini mirip ucapan bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, dan Bali,” tulis Tempo, 21 September 1991. “Lalu kata anak, mati, padi, dan tembok. Dalam bahasa Malagasi disebut anaka, maty, pary, dan tambuk.”



Atau “tenko dan baratang, bahasa Makassar untuk cadik dan tiang/galah cadik; dalam bahasa Malagasi disebut tengo dan baratengo,” tulis Dick-Read.


Marcopolo-lah yang menamai Madagaskar pada akhir abad ke-13. Dia menuliskannya Magaskar. Dia sendiri tak mengunjungi pulau itu. Gambaran pulau itu dia peroleh dari para pedagang Arab. Karena itu, menurut Dick-Read, dia keliru menyebut pulau itu subur, banyak gajah dan singa, dan makanan utama penduduknya daging unta.


Menurut Dick-Read, jika melihat kesejajaran kata Bajun (istilah setempat untuk orang di atas perahu) dengan Bajoo dan Manda (pulau yang dihuni oleh suku Bajun di Afrika Timur) dengan Mandar, “tidakkah cukup beralasan bila kita berpendapat bahwa kata Madagaskar memiliki hubungan dengan suku bangsa pelaut lain di Sulawesi, yang terkait dengan suku Bugis, Bajo, dan Manda –Makassar?”

HENDRI F. ISNAENI

Dampak Tornado Matahari 2 Juta Derajat Celcius

alt


Kobaran tornado dengan ukuran lima kali letusan di Bumi terjadi pada permukaan matahari, menghempaskan gas super panas dengan kecepatan lebih dari 100.000 mil per jam.






Panas tornadotersebut memiliki suhuhingga duajutaderajat celcius.



Dr Huw Morgan, penemu tornado matahari itu, menambahkan, "Ini merupakan tornado unik dan spektakuler yang sangat berperan dalam memicu badai global matahari."


"Mungkin ini merupakan tornado matahari dahsyat pertama kalinya yang difilmkan oleh sebuah imager," ujar Dr Xing Li, dari Universitas Aberystwyth.


Gas super panas antar 50.000 sampai 2.000.000 Kelvin yang tersedot dari akar struktur padat disebut sebagai sebuah prominence, dan gulungan spiral naik ke ketinggian atmosfer hingga sekitar 200.000 kilometer selama tiga jam.


Tornado ini terdeteksi pada 25 September 2011.

Gas-gas panas dalam tornado ini memiliki kecepatan di atas 300.000 km per jam. Sedangkan kecepatan gas tornado di Bumi hanya dapat mencapai 150 km per jam.

Tornado seperti ini seringkali terjadi pada sumber dari hempasan massa coronal. Ketika mengarah Bumi, hempasan masa coronal ini dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada ruang antariksa bumi, satelit, bahkan melumpuhkan jaringan listrik.


Tornado matahari memutar medan magnet dan arus listrik ke ketinggian atmosfer. Ada kemungkinan bahwa medan magnet dan arus listrik memainkan peran kunci dalam mengendalikan hempasan massa coronal.

SDO telah diluncurkan pada Februari 2010. Satelit ini mengorbit bumi dalam sebuah sirkuler, mengelilingi geosynchronous pada ketinggian 36.000 kilometer.

Untuk memantau variasi konstan matahari para ilmuwan akhirnya dapat memahami penyebab perubahan dan kemampuan untuk memprediksi cuaca di ruang angkasa.

DM/sua

Molekul Kehidupan Bisa Terbentuk Sebelum Planet


NASA

Piringan protoplanet di sekitar bintang Fomalhaut (HD 216956.

Astronom berpandangan bahwa planet terbentuk ketika debu yang ada di piringan protoplanet (terdiri atas gas dan debu) membentuk bongkahan batu dan secara bertahap membangun bola lebih besar hingga menjadi planet.

Bumi dan planet lain di Tata Surya terbentuk dengan proses yang sama. Diperkirakan, waktu terbentuknya Bumi dan planet lain ialah 4,5 miliar tahun yang lalu.

Sebelumnya, astronom berpikir bahwa molekul kehidupan terbentuk setelah ada planet. Namun, pemodelan terbaru menunjukkan bahwa molekul kehidupan bisa saja terbentuk sebelum ada planet.

Geologi Fred Ciesla dari University of Chicago dan Scott Sandford dari Ames Research Center NASA di California adalah ilmuwan yang melakukan pemodelan komputer tersebut.

Berdasarkan pemodelan, keduanya mengatakan bahwa debu di piringan protoplanet bisa terpapar oleh sinar ultraviolet sehingga membentuk senyawa organik.

Senyawa organik adalah senyawa yang terdapat pada makhluk hidup. Senyawa ini meliputi asam amino, protein, karbohidrat, basa nukleus dan juga asam nukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA).

Sebelumnya, Sandford mnelakukan eksperimen dengan melakukan pemaparan UV ke butir debu yang tertutupi es. Ia menemukan, UV bisa memutus ikatan pada material dan memungkinkan pembentukan molekul kompleks.

Permasalahan saat itu, Sandford tak yakin mekanisme yang sama bisa bekerja pada debu di piringan protoplanet sehingga memungkinkan pembentukan molekul organik.

Pemodelan yang dilakukan membuktikan bahwa mekanisme itu bisa terjadi. Piringan protoplanet cukup dinamis sehingga debu bisa terbawa ke tepian piringan dan terpapar UV dari bintang.

"Hasil ini mengagumkan karena begitu natural. Kami tak harus membuat kondisi spesial dalam pemodelan kami. Kami menemukan semua yang kami harapkan bekerja dengan sempurna," ungkap Ciesla seperti dikutip Space, Kamis (29/3/2012).

Menurut Ciesla, dinamika dan proses itu tak cuma terjadi di Tata Surya, tetapi juga sistem keplanetan yang lain secara umum.

Meski demikian, hasil pemodelan belum mampu menjawab bagaimana senyawa organbik bisa sampai ke Bumi. Pandangan terbaru mengatakan bahwa senyawa organik dibawa oleh asteroid.

SPACE kcm

Kamis, 29 Maret 2012

Bukti Komet Semaikan Benih Kehidupan Ditemukan

Headline


Para peneliti berhasil menemukan bukti baru yang mendukung ide menyatakan komet yang membombardir Bumi miliaran tahun silam memberi ‘bumbu utama’ kehidupan. Penasaran?

Kepala tim riset Jennifer G Blank dari Bay Area Environmental Research Institute di NASA melakukan percobaan dengan menciptakan ulang kondisi yang ada di dalam komet yang menghantam Bumi dengan kecepatan 40.233km/jam.

Menggunakan ‘pistol’ kuat lab dan model komputer, para peneliti berharap dapat memahami bagaimana asam amino dan bahan lain untuk kehidupan muncul di Bumi miliaran tahun silam.

“Hasil riset menunjukkan, blok pembangun kehidupan ini tetap ada, meski gelombang guncangan kuat dan kondisi keras lain muncul saat hantaman komet. Komet benar-benar menjadi paket pengirim bumbu ini untuk evolusi kimiar yang menghasilkan kehidupan,” kata Blank.

Komet terdiri dari gas beku, air, es, debu dan batu. Para astronom menggambarkannya sebagai ‘bola kotoran’. Demikian seperti dikutip UPI.

UPI

Kehidupan Dekat Gunung Padang Perlu Diteliti


Sketsa imajiner Gunung Padang


Ketepatan dalam pengambilan tanah akan mempengaruhi usia sebuah situs.

Pakar arkeologi tidak hanya mempersoalkan metode pengeboran pada situs Gunung Padang, tapi juga pengambilan sampel tanah dan kehidupan di sekitar situs. Sampel tanah dianggap menjadi bagian penting untuk mengungkap usia situs tersebut.

"Pengambilan sampel tanah harus dipisahkan mana yang natural dan mana yang telah diotak-atik oleh manusia atau hewan," kata arkeolog asal Universitas Gajah Mada, Daud Aris Tanudirdjo, di Pusat Arkeologi Nasional, Pajaten, Jakarta Selatan, Kamis 29 Maret 2012.

Menurutnya, ketepatan dalam pengambilan tanah akan memengaruhi usia sebuah situs. Daud juga bercerita bahwa ada suatu artefak di Australia yang sebelunya dianggap berusia 116 ribu tahun yang lalu.

Namun, setelah diteliti kembali tanahnya usia artefak tersebut hanya ribuan tahun saja. "Peneliti di sana lalai memisahkan sampel tanah tidak melihat di sekitarnya banyak hewan semut," katanya. Semut di daerah tersebut, sangat besar sehingga menyebabkan susunan tanah berubah.

Kehidupan di sekitar situs menurut arkeolog juga menjadi pertimbangan bagaimana bangunan itu dapat terbentuk. "Di luar bangunan apakah ada indikasi kultural atau tidak. Apakah sebelumnya ada prosesi upacara di luar bangunan itu," kata Arkeolog Universitas Indonesia, Mundardjito.

Oti, sapaan Mundardjito, menyebutkan soal tanda kehidupan kunci di sekitar bangunan situs, misalnya adanya gerabah. Kehidupan di sekitar situs menurutnya, dapat membantu mengungkap misteri terbentuknya bangunan situs Gunung Padang. (umi)

vivanews

Gunung Padang Perlu Diteliti Lintas Ilmu


Gunung Padang, Cianjur (VIVAnews/ Muhamad Solihin)

Pusat Penelitian Arkeologi Nasional diminta untuk pimpin penelitian situs Gunung Padang.
Sejumlah pakar arkeologi menilai perlu penelitian secara mendalam untuk menindaklanjuti temuan tim Katastropik tentang situs Gunung Padang. Penelitian pun perlu melibatkan lintas disiplin keilmuan.

"Penafsiran Tim Katastropik terlalu jauh. Gunung Padang itu produk budaya yang baru ribuan tahun, bukan puluhan ribu tahun," kata Soeroso, mantan Sekretaris Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala saat ditemui dalam Rembug Nasional Situs Gunung Padang di Pusat Arkeologi Nasional, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis 29 Maret 2012.

Mengingat situs ini lebih dari sisi arkeologis, idealnya yang memimpin riset situs gunung ini yakni Pusat Arkeologi Nasional. "Kegiatan Gunung Padang dikembalikan ke substansinya, yakni pusat arkeologi," ujar arkeolog jebolan Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia ini.

Ia juga mengkritik riset situs ini yang tidak teratur. "Selama ini riset ini tidak sinergi, parsial, jalan sendiri-sendiri, sehingga menimbulkan polemik di masyarakat," katanya.

Soeroso menyebutkan bahwa penelitian ini membutuhkan dukungan dari disiplin ilmu geologi, geografi, arsitektur, maupun astronomi. "Kami fokus untuk melakukan kerjasama riset dengan lintas disiplin untuk pecahkan masalah ini," tambahnya.

Sementara itu, menanggapi usulan beberapa ahli arkeologi tersebut, Kepala Pusat Arkeologi Nasional, Bambang Sulistyanto, mengatakan susah untuk menyatukan perbedaan pendapat masing-masing pihak.

"Karena masing-masing kukuh dengan pendapatnya," katanya.

Namun ia optimis jika dengan pembuktian secara ilmiah, pendapat yang kuat akan terbukti. "Dengan itu nanti bisa terjawab," ujarnya.

vivanews

Arkeolog Pertanyakan Pengeboran Gunung Padang


Pengeboran di situs Gunung Padang (VIVAnews/ Muhamad Solihin)

Tim Bencana Katastropik Purba pernah menyebut dugaan usia situs sekitar 10.000 SM.
Tim Bencana Katastropik Purba beberapa waktu lalu telah melakukan penanggalan uji karbon (carbon dating) dari hasil pengeboran di situs Megalitik Gunung Purba, Jawa Barat. Temuan sementara menyebut bahwa usia situs itu mencapai puluhan ribu tahun sebelum masehi.

Namun, metode pengeboran ini dipertanyakan oleh pakar arkeologi. Ahli arkeologi mempertanyakan hasil carbon dating dan berpendapat bahwa usia situs Gunung Padang hanya ribuan tahun saja.

"Kami ingin lihat pengeboran sudah benar atau belum. Karena sejak bumi muncul, karbon itu sudah ada," ujar Soeroso, arkeolog Universitas Gajah Mada saat ditemui dalam Rembug Nasional Situs Gunung Padang di Pusat Arkeologi Nasional, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis, 29 Maret 2012.

Sementara arkeolog lain juga menyoroti metode pengeboran. "Pengeboran harus benar-benar pada lapisan tanah yang paling bawah, bagaimana posisi pengambilan karbon juga penting diperhatikan," ujar Sutikno Bronto dari Pusat Survei Geologi Kementerian ESDM.

Ia mengatakan secara teoritis, pengeboran harus tersingkap secara jelas pada lapisan tanah yang paling bawah.

Sutikno mengatakan bahwa lapisan tanah di Gunung Purba telah terjadi longsoran sehingga jika pengambilan karbon pada lapisan tanah paling bawah bisa jadi susah. "Untuk itu perlu pengujian alat geofisika dan bornya," sambungnya.

Ia juga mengingatkan selain pengeboran, perlu juga mempertimbangkan kehidupan di sekitar situs untuk melihat apakah terdapat petunjuk kehidupan di masa silam, yang nantinya dapat membantu mengungkap misteri situs ini.

"Paling tidak radius 5 km dari situs juga perlu diteliti," kata jebolan jurusan arkeologi UGM ini.

Ia juga menyayangkan publikasi tim katastropik yang terlalu dini. Karena menurutnya riset ini masih dalam batasan akademik belum final. "Publik akhirnya mengembangkan persepsi sendiri atas temuan itu," katanya.

Ia mengatakan banyak arkeologi yang menolak temuan Tim Katastropik yang menganggap situs Gunung Padang adalah sebuah piramida. "Banyak yang menolak, tapi biar jelas dan yakin, mari teliti bersama," katanya.

Adapun penelitian Tim Bencana Katastropik Purba dilakukan dengan menggunakan survei geologi, georadar, geolistrik, geomagnet, hingga pengeboran. Dari hasil pengeboran, terlihat bahwa situs Gunung Padang merupakan bangunan hasil buatan manusia, dengan teknologi yang terbilang maju.

vivanews

Wajah Sumeria Ada di Candi Jawa?


Turangga Seta
Ilustrasi
Foto:



Agung Bimo Sutejo dari Yayasan Turangga Seta mengungkapkan bahwa candi-candi di Jawa menyimpan patung dan relief wajah bangsa asing, salah satunya orang Sumeria.

Salah satu candi yang memiliki patung manusia Sumeria adalah Candi Cetho. Berdasarkan catatan sejarah, candi ini dibuat pada zaman Majapahit, pemerintahan Raja Brawijaya V.

Kesimpulan bahwa patung di Candi Cetho merupakan orang Sumeria, menurut Agung, bisa dilihat dari ciri-ciri dan atribut yang dikenakan sosok dalam patung tersebut.

"Orang Sumeria memakai gelang yang mirip jam tangan. Pada patung terlihat. Ini berarti, patung itu bukan orang Jawa," ungkap Agung yang ditemui di Jakarta, Kamis (29/3/2012).

Atribut lain menunjukkan adalah bahwa patung di Candi Cetho hanya menggunakan anting-anting. Padahal, orang Jawa biasanya menggunakan sumping.

Dalam salah satu patung di Candi Cetho, figur patung tampak dalam keadaan takut. Menurut Agung, tampaknya figur tersebut takluk pada orang Jawa.

Agung menguraikan, figur Sumeria bukanlah satu-satunya bangsa yang dijumpai dalam relief candi Jawa. Di Candi Penataran di Jawa Timur, terdapat figur China, Aztec, dan Mesir.

Salah satu relief di Candi Penataran menggambarkan adanya tiga orang yang berpakaian mirip orang Mesir duduk bersebelahan dalam posisi menyembah.

Di relief lain di Candi Penataran, terdapat gambaran leluhur Nusantara yang tengah berjuang menaklukkan bangsa Indian. Lebih kurang ada lima relief yang diungkap oleh Turangga Seta.

Bangsa Indian, menurut Agung, memiliki pasukan gajah purba. Figur gajah tersebut dijumpai dalam relief. Hal ini menandai bahwa leluhur Nusantara menaklukkan Bangsa Maya dari Kerajaan Copan di Honduras.

Berdasarkan beberapa temuan tersebut, Agung dan rekannya di Turangga Seta mempercayai adanya Benua Atlantis yang dideskripsikan oleh Arysio Santos dalam bukunya. Atlantis ada di wilayah Indonesia.

Terkait dengan dugaan adanya piramida di Gunung Sadahurip dan Gunung Padang, Agung menilai hal tersebut sangat mungkin. Indonesia telah memiliki peradaban sejak ribuan tahun lalu.

Pseudo-arkeologi

Menanggapi pendapat Agung dan Turangga Seta, arkeolog Universitas Gadjah Mada, Daud Aris Tanudirdjo, mengungkapkan bahwa temuan tersebut termasuk pseudo-arkeologi.

"Di Mesir itu juga ditemukan gambar mirip tank dan helikopter. Tapi apakah benar ada tank dan helikopter saat itu? Ada juga figur orang berkerudung, sangat persis astronot. Tapi apa benar?" tanya Daud.

Menurut Daud, keberadaan orang Sumeria, Mesir, atau Afrika di Jawa mungkin saja. Walaupun demikian, hal itu tak bisa serta merta dikaitkan dengan adanya benua Atlantis.

Meski demikian, Daud menyambut baik temuan Turangga Seta dan merasa bahwa kalangan arkeolog wajib memfasilitasi. Kajian secara kritis harus dilakukan.

kcm

Teliti Gunung Padang Secara Menyeluruh



Kompas/Rony Ariyanto Nugroho

Hamparan batu yang tertata di Situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (10/2). Situs Gunung Padang di ketinggian 894 meter diatas permukaan laut (mdpl) ini merupakan peningalan peradaban Megalitik sekitar rentang waktu 2500 - 1500 SM dan merupakan situs megalitik terbesar se Asia Tenggara.


Tim Katastrofik Purba yang dibentuk oleh Staf Khusus Kepresidenan Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam membuat penemuan mengejutkan beberapa waktu lalu. Mereka menduga bahwa Gunung Padang, seperti halnya Gunung Sadahurip, memiliki bangunan piramida. Lewat pengeboran sedalam 20 meter, tim menemukan 3 rongga beserta lapisan material pasir.

Pengeboran yang dilakukan menunjukkan bahwa bangunan sudah ada sejak 4700 SM. Hal ini berarti bahwa bangunan tersebut lebih tua dari Piramida Giza.

Temuan tersebut ditanggapi beragam. Geolog dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) menilai bahwa Gunung Padang bukan piramida tetapi merupakan gunung api purba.

Menurutnya, Gunung Padang terdiri dari sumbat lava yang kemudian rubuh karena aktivitas tektonik atau longsor. Batuan yang rubuh lalu dimanfaatkan untuk membangun punden berundak.

Astronom Ma'rufin Sudibyo mengatakan bahwa umumnya bangunan piramida tak cuma dibangun untuk pemujaan, tetapi juga sebagai alat penentu penanggalan dan perkiraan musim sehingga membantu aktivitas masyarakat.

Di pihak lain, Agung Bimo Sutejo yang tergabung dalam Yayasan Turangga Seta mengungkapkan kemungkinan adanya bangunan piramida di Indonesia besar.

"Aneh kalau dikatakan tidak ada piramida di negara ini. Yang terbuka saja ada. Candi Sukuh dan Candi Cetho itu jelas piramida," kata Agung.

Sebagai buktinya, Agung menyatakan bahwa candi-candi di Indonesia memiliki figur orang Mesir, Aztec dan Sumeria. Jika figurnya ada, maka bangunannya pun seharusnya ada.

Dalam "Rembug Arkeologi Situs Gunung Padang" yang digelar di Pusat Arkeologi Nasional, Kamis (29/3/2012), arkeolog, geolog dan astronom sepakat bahwa gunung Padang harus diteliti secara menyeluruh.

"Gunung Padang ini harus ditindalanjuti. Penelitiannya harus disatuatapi, melibatkan berbagai kalangan. Kelmahan pemerintahan kita adalah ego sektoral, di dunia akademik juga sama," jelas Daud Aris Tanudirdjo, arkeolog dari Universitas Gadjah Mada.

Menurut Daud, badan arkeologi nasional harus mengakomodasi kepentingan para geolog, arkeolog dan bidang lain yang terkait penelitian Gunung Padang.

Daud mengatakan, Untuk menyimpulkan adanya piramida, harus dilakukan lewat penelitian arkeologis. Pengeboran tidak cukup. Haru dibuka, digali."

Risiko dari penelitian tersebut adalah menggali tanpa menemukan apapun. Pengalaman penelitian peradaban Maya di Lembah Mirador, Guatemala, memberikan pelajaran bahwa apa yang tercitrakan lewat analisis geologi belum tentu merupakan fakta.

"Dengan data yang sama, interpretasinya bisa berbeda-beda," katanya.

Dalam upaya penelitian, Daud menuturkan pentingnya mengedepankan prinsip akademis. Hasil harus akurat tanpa mengumbar hasil yang belum pasti kepada masyarakat. Hal-hal yang belum pasti hendaknya menjadi perdebatan di kalangan akademis.

kcm

Meski Bukan Piramida, Situs Gunung Padang Punya Potensi Wisata


KOMPAS/RINI KUSTIASIH

Anak tangga dari batu menuju puncak situs megalitik Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.


Menurut sejumlah arkeolog, geolog, dan astronom, Situs Gunung Padang kemungkinan besar bukan piramida. Meski demikian, situs ini tetap punya potensi untuk dikembangkan menjadi daerah wisata.

Demikian terungkap dalam "Rembug Arkeologi Situs Gunung Padang" yang diadakan pada Kamis (29/3/2012) di Pusat Arkeologi Nasional, Pejaten, Jakarta Selatan.

Dalam acara itu, Sutikno Bronto, geolog Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan bahwa Gunung Padang bukan piramida, melainkan gunung api purba.

"Gunung Padang adalah sumbat lava di dalam kawah gunung api purba," kata Sutikno. Sumbat lava adalah bagian atas leher gunung api yang menyembul ke permukaan.

Sutikno menjelaskan, sumbat lava itu hancur berserakan karena proses tektonik dan longsor. Masyarakat setempat pada masa lalu kemudian memanfaatkannya untuk membangun punden berundak untuk pemujaan.

Seiring waktu, punden berundak tersebut ditinggalkan, diduga karena gempa atau tanah longsor. Saat ini dijumpai sisa-sisa dari struktur punden berundak tersebut.

Pendapat Sutikno bertentangan dengan hasil penelitian Tim Katastrofik Purba yang mengatakan bahwa struktrur yang didapatkan di Gunung Padang adalah buatan manusia.

Tim Katastrofik Purba, sebelumnya lewat pengeboran sedalam 20 meter, menemukan tiga rongga di badan gunung. Tim juga menemukan lapisan pasir.

Selain itu, tim pun mengklaim bahwa situs megalitikum Gunung Padang bukan situs biasa. Situs tersebut lebih tua dari Piramida Giza atau dibangun sekitar tahun 4700 SM.

Pengembangan potensi wisata

Meski berpendapat bahwa Gunung Padang bukan piramida, Sutikno juga menganggap bahwa pengembangan situs gunung tersebut, sebagai destinasi wisata, sangat potensial.

"Informasi tentang adanya bangunan piramida cukup sebagai cerita fiksi untuk menambah daya tarik wisata alam di Gunung Padang," ungkap Sutikno.

Selain soal piramida, Gunung Padang juga memiliki mitos "Batu Gendong". Diceritakan bahwa siapa pun yang bisa mengangkat batu tersebut bakal menuai kesuksesan dalam hidupnya.

Potensi wisata lain adalah wisata tambang. Menurut Sutikno, kawasan Gunung Padang memiliki logam dan bahan galian, yang oleh karenanya masyarakat bisa diajak untuk menikmati proses penambangan.

Terkait dengan potensi wisata, Imam Haris, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, mengatakan bahwa rencana utama pengembangan wisata kini tengah dibuat.

"Untuk itu kita perlu pembebasan tanah. Ada yang sudah dilakukan. Ke depan, kita akan bebaskan lagi 20 hektar. Total yang akan dibebaskan adalah 50 hektar," katanya.

Wisata yang dikembangkan, selain geologi, adalah kebun teh yang rencananya dilakukan bersama produsen teh Sosro. Ada pula curug yang terletak di dekat Gunung Padang.

Jenis wisata perjalanan dengan kereta api juga akan dikembangkan. Pengunjung bisa menikmati pengalaman naik kereta api uap dari Cianjur.

Potensi wisata besar karena dalam beberapa waktu terakhir, jumlah wisatawan 200-300 orang per minggu.

Menyoroti rencana pengembangan wisata, arkeolog mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian situs megalitikum Gunung Padang. Perencanaan harus matang sehingga situs tak mengalami kerusakan seperti beberapa destinasi wisata lainnya.

kcm

Rabu, 28 Maret 2012

Multatuli (Eduard Douwes Dekker) Seorang Freemason Dan Pejuang Kemanusiaan

13329235141272022367

Pernah melihat film Max Havelaar, film yang sarat dengan persoalan sosial dan masalah kemanusiaan ? Jika belum, anda bisa melihatnya dalam thrailernya disini :

http://www.youtube.com/watch?v=hu-t-VALMig

.Pada dasarnya bercerita tentang seorang ambtenaar Belanda Max Havelaar, yang mendapatkan tugas di Lebak, Jawa Barat (tempat dimana Eduard Douwes Dekker bekerja). Max Havelaar menghadapi situasi yang justru sangat berlawanan dengan nuraninya, yaitu kesewenangan para pamong, ketiranian, kejahatan yang dilakukan sekelompok masyarakat yang menteror warga, dan seterusnya. Upaya untuk memperbaiki situasi tidak mendapatkan dukungan baik dari atasannya maupun dari pemerintah.

Dengan nama samaran Multatuli, Eduard Douwes Dekker, membuat karya buku-buku roman humanisme hingga belasan jumlahnya. Ia menyusun buku roman itu bukan tidak dengan maksud. Bukan hanya untuk menghibur pembaca dengan cerita fiktif. Ia mempunyai tujuan untuk mengetuk hati pembaca dan menyerang pemerintah yang tidak mau mendengarkan usulannya agar pemerintah turut bertanggung jawab memperbaiki moral bangsa pribumi yang jauh dari humanisme. Pemerasan kepada rakyat dan perbudakan yang justru dilakukan oleh para pamong desa tidak mendapatkan perhatian apalagi hukuman. Justru seringkali mendapatkan perlindungan, yang penting uang pajak bisa masuk. Padahal disana terjadi korupsi besar-besaran dalam pengumpulan uang pajak yang dilakukan oleh para demang. Penekanan dan teror terhadap petani miskin yang tidak bisa membayar pajak.

Eduard Douwes Dekker menulis bukunya sebagian di Lebak dan sebagian lagi di Belanda. Draftnya ia bawa kepada para brothernya (brother sebutan bagi sesama anggota organisasi Freemason) dalam Lodge Freemason di Amsterdam dimana ia sejak lama menjadi anggotanya di sana. Draft itu kemudian secara bersama-sama disempurnakan agar bisa lebih membidik pada opini publik, untuk kemudian baru diterbitkan. Buku yang penuh dengan nuansa kekerasan terhadap kemanusiaan, dan protesnya terhadap pemerintahan, jelas telah membuat marah pemerintah.


1332923561375657261

Karya-karyanya mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat luas bahkan dari masyarakat negara-negara Eropa lainnya. Tetapi Eduard Douwes Dekker menghentikan kariernya sebagai seorang ambtenaar. Padahal pendukung pemikirannya sangat banyak, dan diperkirakan kariernya akan terus menanjak sampai menjadi menteri sekalipun. Douwes Dekker oleh beberapa kalangan dianggap terlalu impulsif dan mudah marah terhadap keadaan yang dianggapnya sangat lambat berubah. Hati kemanusiaannya lebih menariknya ia menjadi redaktur sebuah majalah yang menyajikan tentang humanisme dan berkebabasan berpikir (freethinkers).


Kini buku-buku yang sudah berusia lebih dari 100 tahun itu menjadi salah satu buku karya literatur sastra yang mengandung nilai-nilai humanisme. Buku-bukunya merupakan buku roman terbaik yang pernah ditulis orang di Belanda sepanjang sejarah yang ada. Bukunya kemudian diterjemahkan dalam banyak bahasa dan menjadi terkenal secara internasional. Saidja dan Adinda kemudian menjadi ikon kesewenagan pamong dan penindasan pada rakyat kecil. Multatuli pun menjadi pahlawan bagi kemanusiaan yang telah merubah cara pandang manusia di bumi ini agar memerangi ketiranian dan kesewenang-wenangan, serta mengutamakan kemanusiaan. Di Indonesia juga, ia adalah pahlawan kemanusiaan. Tetapi sadarkah kita jika apa yang dikerjakan adalah tugasnya sebagai seorang Mason yang yang mempunyai misi meletakkan visi baru dalam etika, moral, dan dasar-dasar humanisme dalam kehidupan bermasyarakat?

http://www.onanslemming.nl/?cat=47

http://nl.wikipedia.org/wiki/Eduard_Douwes_Dekker

http://www.vrijmetselarij.nl/lavertu/Vrijmetselarij/Bekendevrijmetselaren/tabid/4422/Default.aspx

http://www.athenaeum.nl/boek-van-de-nacht/ik-heb-u-den-havelaar-niet-verkocht

http://lit4lib.sky7.us/dekker.html

http://www.iisg.nl/bwsa/bios/douwes-dekker.html

http://www.presseurop.eu/nl/content/article/161181-max-havelaar-een-onbegrepen-held

Julia martia van tiel